Laman


Other Posts >>

Kamis, 31 Januari 2013

TAK LELO LELO LELO LE DUNG



Tak lelo lelo lelo ledung

Cup menenga aja pijer nangis

Anakku sing ayu  rupane

Yen nangis ndak ilang ayune

Tak gadang bisa urip mulyo

Dadiyo wanito utomo

Ngluhurke asmane wong tuwa


Dadiyo pandekaring bangsa

Wis cup menenga anakku

Kae mbulane ndadari

Kaya butho nggegilani

Lagi nggoleki cah nangis

Tak lelo lelo lelo ledung

Enggal menenga ya cah ayu

Tak emban slendang batik kawung

Yen nangis mundak ibu bingung







Sabtu, 26 Januari 2013

ANYAMAN BATIK BAMBU

 Pencucian bambu
Sehingga bersih dari lumut dan panu di Kulit bambu 
 Sok Gosok gosok sih bersih bersih


Bahsa kerenya di paking tapi bahasa gedegnya yo di gulung 

Alhamdulilah gudang penuh









 

Anyaman yang lebih kecil guna kerajinan partisi
Bahasa Banyumasane Rana

Siap Kirim ke seantero Jawa

Ayo ayo siapa mau
Pesan saja di
UD. PUTRI BAMBU
081225532787
Mr. Kiwul

SEDIKIT KARYA RUMAH JOGLO

 Arsitek Gadungan
Sedikit karya  koyo tenanan


Rumah Joglone Mbah Demang Penatus
 Proses Pembuatan Pagar Bata expose Rumah joglo glugu
Pasewakan Joglo Agung
 PESANAN
UD.Putri Bambu
Jl Raya Tambak No 7 Pertigaan SMPN 1 Tambak Banyumas
Tlp. 0287 475 336 Hp.081225532787

Kamis, 17 Januari 2013

NYUNTING NGGON MH AINUN NAJIB

'Membeli Fitnah'

Benarkah ada sanak saudaramu yang harus berkorban sedemikian besar, sampai pun nyawanya, demi keserakahan sejumlah orang yang bahkan tak dikenalnya terhadap sekati upah?
Benarkah anggota keluarga Anda harus membayar sebegitu mahal kepada pentas primordialisme yang sempit? Demi fanatisme dan taqlid yang sebuta-butanya. Atau bahkan demi pertarungan yang hanya berisi kebodohan, nafsu dan emosi yang tidak jernih arahnya, serta ketidakpahaman dan ketergesaan.
Maka kecemasan yang saya alami tidak hanya terhadap kemungkinan chaos yang heboh, tapi juga terhadap kebebalan yang 'tenang'.
Diam-diam, sesungguhnya, jauh di lubuk jiwa saya terdapat juga rasa asyik menyaksikan atau mengalami benturan dan peperangan. Tapi untuk apa dulu? Bersediakah anda mengalami itu semua untuk suatu kesibukan nasional satu bulan yang pada hakekat dan kenyataannya tidak ada keterkaitan yang realistis dengan perjuangan nasib Anda sendiri sebagai rakyat kecl?
Bertamulah ke rumah orang-orang pandai. Para dosen, pastur atau kiai. Bertanyalah kepadanya apakah gegap gempita yang sedang kita selenggarakan hari-hari ini memiliki prospek yang nyata terhadap impian perubahan yang sesungguhnya, yang nasib struktural rakyat bergantung padanya?
Maka bergembiralah dengan semua pesta itu, namun dengan sanggup melakukan pengaturan takaran. Pacing. Bukan menyediakan pasak yang jauh lebih besar dibanding tiang rapuh yang tersedia sekarang ini.
Ada anak-anak muda 'minta izin' ----anehnya –kepada saya. “Cak, biar deh saya dipenjara, asalkan puas hati ini. Ayolah kapan kita serbu dan baka..!”
Tentu saja saya masih bisa tidak gila untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap desakan emosi kerakyatan –yang sesungguhnya saya mafhum benar latar belakangnya. Semangatnya pernuh enerji 'jihad', tapi belum ada titik koordinat yang menyilangkan petemuan antara konteks atau tema dengan momentum yang tepat.
Kalau boleh, naluri seperti itu hendaklah 'dipenjarakan' bis-shabri was-shalâh—sampai ada konteks dan sâ'ah sejarah dimana gumpalan tenaga semacam itu kita perlukan.
Jiwa kekanak-kanakan saya juga punya semacam rasa senang terhadap letusan² kecil atau besar, dengan tema apapun. Tapi yang disebut 'agama' adalah kesanggupan mental dan akal budi untuk tidak menggerakkan kaki kehidupan ini berdasarkan apa yang kita sukai, melainkan berdasarkan apa yang wajib dan benar menutur Alloh.
Saya mohon maaf untuk mengatakan hal seperti ini. Bahkan terhadap fitnah² besar dalam hidup saya, insyaAlloh saya bukan hanya tak bersedia meladeni atau mengeluarkan enerji sedikitpun –melainkan, kalau perlu, saya bersedia membeli fitnah² itu. Saya bersedia membayar orang² yang memfitnah saya, demi ma'unah, fadhilah dan karomah.
Maka kalau saya merasa cemas, insyaAlloh kecemasan yang saya maksudkan bukanlah situasi mental, melainkan manifestasi dari kesadaran akan pengetahuan dan kewajiban hidup.
Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri sebenarnya seberapa besar kadar keprihatinan dan kecemasan Anda terhadap tingkat kemunkaran politik, hukum dan ekonomi di sekitar kita. Seberapa besar pulakah kecemasan Anda terhadap kenyataan betapa orang² justru tidak cemas terhadap itu semua? Seberapa cemaskah Anda terhadap ketidakpedulian kita semua atas seberapa jauh bangsa ini mengalami 'defisit nilai' demokras, moral, keberbudayaan dan keberadaban. Dalam bentuknya yang kasar dan transparan, maupun yang halus, canggih dan kita sangka kebaikan dan ketentraman?