Laman


Other Posts >>

Rabu, 06 Februari 2013

SIANG DI PANTAI SERANG

Aku percaya kalo Tuhanlah yang telah membawaku di sini, di area lapang di antara perbukitan dan gunung yang subur, Air mengalir tak pernah kenal kemarau atao hujanpun tak membuatnya menjadi banjir. Inilah daerah yang sekarang telah menjadi perkotaan yang telah membuat pergetaran dunia. Di sini telah di tanam tanaman yang unggul sehingga menurunkan anak anak dan pemuda yang unggul pula, telah banyak bangsawan yang terlahir di sini di antara lembah yang subur ini dan duniapun pernah di getarkan oleh anak muda yang terlahir di sini. Ah ... aku hampir tak percaya tapi inilah kenyataanya karena di sana terselip manusia manusaia tegar dan keras terselip di antara lembah dan pepohonan rimbun mengasah diri memuja Kholik yang benar benar Tuhan, nafas itu telah bersaahabat dengan alam menyatu dengan qolbu dan cinta kasih pikiran kosong, mata buta, telinga tuli dan mulut kelu karena manuggal, karena cintanya pada Allah yang Tuhan yang Esa dan yang menyatu tetapi tetap bukan milik ataopun aku tetapi tetap Allah yang Tuhan dan yang Esa. Oh .... betapa sulitnya itu karena mungkin kedalaman jiwaku telah terkalahkan oleh logikaku yang ego.
Hari ini aku bersama gembel pangon sahabatku temanku juga bapaku yang ngeyel.Manusia ternjeleih sejagad raya indonesi, duduk di gubug nelayan pantai Serang pantai yang indah di penuhi sumberdaya alam dan mistis jawa.
Engkau menggumam padaku ketika aku sedang mengikat serndal jepitku yang putus, Le le Urip iku sadermo mampir ngumbe jangan sedih dan mengeluh, apapun yang terjadi hanyalah mung semu dan sementara karena tiba saatnya nanti akan ada kekekalan yang abadi yang harus di beli dengan pasrah narime lan ikhlas hari ini.
dan ku jawab dengan gumaman juga " Sebentar apa sedangkan penantian kita di hari hari yang telah kita lewati saja telah membuat engaku hampir putus asa" tak ada sebentar ketika berada dalam sebuah penantian yang tak jelas tau ...........