Laman


Other Posts >>

Jumat, 19 Oktober 2018

ISTANA KARANG

 ISTANA KARANG

Istana itu begitu megah.
Di ketinggian bebatuan yang menyembul di lautan,
Air tak pernah henti menetes di antara bebatuan kars itu sehingga aliran sungai tak pernah kering.
Kalo boleh kukatakan apapun yang tubuh adalah tanaman surga.
Tumbuh lebat dengan dedaunan yang memiliki semua warna yang ada di dunia ini.
Buah tak pernah henti sepanjang musim dan memiliki rasa berturutan diawal sepet, asam hingga berahir manis, hingga tak perlu memilih jenis buah lainnya karean telah tercukupi rasa
Hari ini aku berkunjung dan terdampar di sini
Di sini yang malamnya gemerlap dan siangnya teduh penuh dengan kesegaran
Aku susuri tangga itu hingga tercapai altar istana
Terus apa yang harus aku katakan lagi dengan ketakjuban ini?
Berjalan aku di pinggir altar melalui pintu samping
Terdapat teras megah
Tetumbuhan tertiup angin pantai di bawah sana
Renungan itu cukup lama sebelum penghuni datang
Ia duduk di sampingku
Mengusap mukanya yang putih agak kepucatan sambil merapihkan rambutnya yang panjang dan memutih
Tak lama kemudian memandangku dengan penuh sayu.memegang pundaku sambil berucap selamat datang nak...
Terimakasih pak engkau perbolehkan saya si bodoh dan tolol ini singgah di istana ini, ku jawab dengan menunduk
Tak terasa sudah hampir sore aku berbincang banyak hal dengannya sambil menikmati indahnya pantai di bawah sana dan kopi Nasgitel yang di suguhkan pelayan istana ini
Dan saatnya aku akan ahiri pembicaraan ini
Sesaat sebelum aku pamit ke kamar yang Ia sediakan
Dia merangkul dengan mata yang semakin sendu
Sesaat kemudian ....
Menetes air matnya di pundaku
Ribuan pertanyaan bersarang di otaku
Maafkan aku nak dia berucap, karena penjara ini yang membuatku menjadi seperti ini
Keindahan ini memang tiada tara
Tetapi inilah penjara yang telah memenjarakanku tak tentu batasanya
Seseorang yang telah bersarang di hatiku sekian lama ada di sebrang sana, di sebrang lautan yang tak munkin aku sebrangi. sehingga kesepian hati ini telah membekukan semua air dan bebatuan di sekitarku.
Begitu rada hatinya aku pamit dan....
Kini aku berjalan sendiri meninggalkan bapak tua pemilik istana melewati balkon istana.
Hingga di ujung balkon aku tak kuasa lagi berjalan
Sambil merenungi perjalanan hidup yang sedang aku alami
Aku diam
Aku katakan pada Tuhan
Keindahan inikah yang juga akan kau penjarakan untuku
Hingga aku tak kuasa lagi berdiri ?
Tolong biarkan aku rasakan keindahan ini
Tolong biarkan aku selalu ada dalam pelukannya...........

Tiba tiba breng gedebug.... aku terjatuh
dan ternyata aku terjatuh dari kursi kerjaku
Oh ternyata aku bermimpi broooo

 Jumat kereng tanggal songolas broo
By Kiageng Wulung 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar